Kamis, 27 Mei 2010

cerpen

language english

The Origin of Thunder

Once upon a time fairies and humans live side by side in harmony. Mekhala, the beautiful and clever fairy, studied at Shie, a hermit magic. Mekhala addition, teachers also have students Shie man named Ramasaur. Boys are always jealous of losing Mekhala clever. But Professor Shie still love both students. And never tell them apart.
One day Professor Shie called them and said, "Tomorrow, give me a cup full of dew. Who's faster to get it, lucky him. Embun I changed it will be a jewel, which can grant any requests."
Mekhala and Ramasaur stunned. Ramasaur imagine he would ask for wealth and luxury. So that he could become the richest man in the country. But instead of thinking hard Mekhala. Getting a cup of water condensation certainly not easy, Mekhala murmur in the heart.
Next day early morning the two students had been in the woods. Inadvertently Ramasaur weed and other small plants. But the result is very disappointing. Dew always spilled before being poured into the cup.
Conversely, Mekhala carefully to absorb moisture with a soft cloth. Slowly squeezed and inserted into the cup. The result is very encouraging. Soon after his cup was full. Teachers meet Mekhala immediately and give results Shie work.
Shie teacher happily accepted. Mekhala was a clever student. As promised, Professor Shie changing moisture into a jewel of thumb. "If you want something, pick up this gem parallel to the forehead. Then say what you want," said Professor Shie.
Mekhala doing what the teacher taught, and then called his wish. In an instant Mekhala has been in the blue sky. Floating like a Hawk. It's beautiful.
Meanwhile, just at dusk Ramasaur managed to get a cup of dew. The result was not as clear Mekhala obtained. Ramasaur rushed Teachers Shie handed.

"Despite losing faster than Mekhala, you'll still get a reward for your work," said Professor Shie, handing me a magic ax.
Ax was made of silver. Used to defend themselves when in danger. When the ax was thrown into the target, the mountain can crushed.
It turned out that the gift Ramasaur abuse. He was envious that could Mekhala floating in space. Ramasaur immediately threw the ax at Mekhala. Knew there was danger threatens, Mekhala deflect the ax with jewels. As a result there was tremendous impact and a blinding light. Impact continues to this day, a deafening rumble that. People call it "thunder".

language indonesia

Asal Mula Guntur


Dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki-laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, "Besok, berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa mengabulkan permintaan apapun."
Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang oleh Ramasaur ia akan meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah berpikir keras. Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati.
Esoknya pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang ke cawan.
Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain lunak. Perlahan diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah penuh. Mekhala segera menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.
Guru Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. " Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu," ujar Guru Shie.
Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru. Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.
Sementara itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun. Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie.

"Meskipun kalah cepat dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu," kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti.
Kapak itu terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa melayang-layang di angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya "guntur".
dikutip dari majalah bobo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar